Parut

Parut yang terlupakan
sesekali terselak nampak
pedihnya seolah baru semalam

Tak tertanggungkan

dadaku sebak
nafasku sesak

Tak sungai menyongsang arus
tuk kembalikan selendang sang dayang
Tak bumi mengundur putar
tuk sang pungguk yang kesiangan

Jauh terjatuh-jatuh aku mengundur langkah
sekalipun
tak terkembalikan...
tak terelakkan tikaman...
kau.

No comments: